Morfologi gymnospermae
Morfologi Gymnospermae
adalah kelompok tumbuhan yang berbiji terbuka, di mana bakal biji tidak
dibungkus oleh daun buah, tetapi menempel pada daun buah.
Ciri morfologi Gymnospermae antara lain :
1.
batang tidak bercabang atau
bercabang, berkayu, dan tumbuh tegak ke atas
2.
berakar tunggang
3.
berdaun sempit, tebal dan
kaku seperti jarum
4.
biji terdapat dalam daun
buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang lain
(mikrosporofil), daun buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari terpisah,
dan masing-masing disebut dengan strobilus.
Ciri anatomi Gymnospermae antara lain :
1.
batang berkambium dan
mepunyai floeterma atau sarung tepung yaitu endodermis yang mengandung zat
tepung
2.
akar berkambium dan
mempunyai kaliptra
3.
berkas pembuluh angkut
belum berfungsi secara sempurna karena masih berupa tracheid
4.
pembuahan tunggal selang
waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama
Siklus Hidup Pinus merkusii
Gymnospermae tidak mempunyai organ reproduksi generatif yang
berbentuk bunga. Organ reproduksi generatif yang tampak dari luar berupa
strobilus atau konus (rujung). Strobillus merupakan kumpulan sporofil yang
membentuk bangunan seperti kerucut (konus). Strobillus dapat dibedakan menjadi
strobillus jantan dan strobillus betina.
Strobiluus jantan tersusun atas mikrosporofil yang tersusun
atas sel induk mikrospora. Sel induk mikrospora akan mengalami meiosis
menghasilkan 4 mikrospora. Selanjutnya, mikrospora membelah berulang kali
secara mitosis menjadi dua yang berupa jaringan gametofit jantan yang bersayap
dan disebut dengan serbuk sari. Setiap serbuk sari akan mengandung sel generatif
dan sel buluh (sel vegetatif). Sel generatif akan menjadi sel sperma yang
proses pematangannya akan berlangsung di dalam liang bakal biji.
Strobiluus betina tersusun atas megasporopil (nuselus) atau
makrosporopil yang mengandung sel induk megaspora. Sel induk megaspora membelah
secara meiosis menghasilkan 4 megaspora. Ketiga megaspora mereduksi, satu
megaspora membelah meiosis secara berulang menjadi jaringan gaetofit betina.
Bagian gametofit betina akan membentuk arkegonium yang terbentuk seperti botol
yang bagian pangkalnya terdapat ovum.
Penyerbukan pada Gymnospermae adalah peristiwa menempelnya
serbuk sari pada liang bakal biji yang mengandung tetes-tetes penyerbukan.
Serbuk sari selanjutnya membentuk buluh serbuk sari yang berkembang dari sel vegetatif
di dalam serbuk sari. Buluh serbuk sari tumbuh mengarah ke arkegonium elalui
mikrofil. Sementara itu, sel generatif akan membelah dua menjadi sel dislokator
(tangkai sel) dan sel spermatogen (sel tubuh). Sel speratogen membelah menjadi
dua, yang satu berukuran besar dan satu kecil. Pada saat mencapai sel telur,
sel dislokator dan sel sperma kecil melebur (degenerasi) dan sel sperma besar
akan bersatu dengan sel telur dan menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio
atau lembaga. Pada pembuahan ini, hanya sekali pembuhana yang menghasilkan
zigot, maka disebut pembuahan tunggal.
Klasifikasi Tumbuhan Gymnospermae menjadi 4 divisio, yaitu :
a.
Cycadinae
Tumbuhan
ini disebut juga “palem sagu” karena bentuk fisik tubuhnya yang mirip dengan
palem, tetapi bukan golongan palem sejati. Cycadinae memiliki batang pendek dan
tidak bercabang dengan pertumbuhan yang sangat lambat. Cycadinae memiliki daun
majemuk dengan helaian daun menyirip. Daun daun tersusun spiral rapat di
sekeliling batangnya. Daun muda menggulung seperti pada tumbuhan paku. Di bawah
tanah terdapat akar tunggang yang panjang dan berumbi. Pada batang dekat
pangkal akar, tumbuh tunas (calon individu baru) yang merupakan cara
perkembangbiakan vegetatif.
Cycadinae
termasuk tumbuhan berumah dua (diesis) karena mikrospora dan megaspora
dihasilkan oleh tumbuhan yang berbeda. Mikrospora dihasilkan oleh tumbuhan
jantan, sedangkan makrospora dihasilkan oleh tumbuhan betina. Cycadinae tumbuh
di daerah tropis dan subtropis. Contoh Cycadinae antara lain Cycas rumphii
(pakis haji), Cycas revoluta, Dioon edule, dan Zamia floridana.
b.
Coniferae
Coniferae
atau lebih dikenal sebagai kelompok tumbuhan konifer diduga tumbuh melimpah
pada masa Mesozoikum. Hingga saat ini Coniferae merupakan tumbuhan dominan
penyusun hutan konifer di belahan bumi utara, dan sebagian tumbuh di pegunungan
tropis. Coniferae pada umumnya berupa pohon yang tinggi, contohnya General
Sherman (Sequoiadendron giganteum) yang merupakan pohon tertinggi di dunia.
Daun konifer berbentuk kecil, tebal, seperti jarum atau sisik, dan tampak
selalu berwarna hijau (evergreen).
Coniferae
pada umumnya berumah satu karena memiliki dua jenis konus; jantan dan betina.
Namun biasanya konus jantan dan betina terletak pada cabang yang berbeda. Konus
jantan berukuran lebih kecil dibandingkan konus betina. Konus jantan tumbuh
secara bergerombol. Contoh konifer antara lain Pinus merkusii (ordo Pinales),
Taxus baccata (ordo Taxales), Agathis dammara (damar) (ordo Araucariales), dan
Podocarpus neriifolius (ki putri) (ordo Podocarpales).
c. Gnetinae
Gnetinae
merupakan tumbuhan berbentuk pohon atau liana dengan batang bercabang atau
tidak bercabang. Gnetinae memiliki daun tunggal berbentuk lembaran dengan
susunan daun berhadapan dan tulang daun menyirip. Strobilus tidak berbentuk
kerucut. Gnetinae merupakan tumbuhan berumah dua atau berkelamin tunggal.
Contoh Gnetinae antara lain Gnetum gnemon (melinjo) (ordo Gnetales), Ephedra
sinica (ordo Ephedrales) dan Welwitschia mirabilis (ordo Welwitschiales).
Ephedra merupakan Gymnospermae yang melakukan pembuahan ganda seperti pada
Angiospermae sehingga dikatakan memiliki hubungan kekerabatan paling dekat
dengan Angiospermae.
d.
Ginkgoinae
Ginkgoinae
merupakan tumbuhan berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 30 m – 50 m.
Batangnya bercabang-cabang dengan tunas yang pendek. Daun Ginkgoinae berbentuk
kipas dengan tangkai yang panjang, tulang daun bercabang (menggarpu), dan daun
mudah gugur. Ginkgoinae merupakan tumbuhan berumah dua. Tumbuhan tersebut dapat
bertahan hidup pada lingkungan dengan tingkat polusi udara tinggi. Contoh
Ginkgoinae antara lain Ginkgo biloba (ordo Ginkgoales). Ginkgo adiantoides dan
Ginkgo gardneri merupakan jenis Ginkgoinae yang sudah punah dan menjadi fosil.
Manfaat
Gymnospermae :
Manfaat
gymnospermae yaitu untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Agathis),
untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus), untuk makanan (Gnetum gnemon),
tanaman hias (Thuja, Cupressus, Araucaria).
Bahan
bangunan : Pinus silveltris dan Thuya (cemara)
Bahan baku
ukiran : Texus baccata
Bahan baku
kertas : Beberapa jenis cemara
Penghasil
getah : Pinus merkusii
Bahan obat
– obatan : Ginkgo biloba dan Abis balsamea
Bahan
makanan atau minuman : Juniver dan melinjo