MAKALAH
PEMUDA
KEMAMPUAN BERSOSIALISASI
RIZQI
WIDI RAHMADANI (H05217021)
RAFLY
FIRMANSYAH (H05217019)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Telah
kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang
selalu dikaitkan dengan masalah nilai, hal ini merupakan pengertian idiologis
dan kultural daripada pengertian ini. Didalam masyarakat pemuda merupakan satu
identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber
insani bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat
diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan. Pemuda
adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat
beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman
tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan
pengembangan generasi muda.
Sehubungan
dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan
tersurat dengan pasti. Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal
istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagian berikut :
Golongan
anak : 0 – 12 tahun
Golongan
remaja : 13 – 18 tahun
Golongan
dewasa : 18 (21) tahun keatas
Siswa,
usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
Mahasiswa
usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
Pemuda
di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15
– 30 tahun keatas.
Akan
tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu
dibedakan menjadi dua yaitu:
Didasarkan
atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.
Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan
menaati tradisi yang berlaku.
Didasarkan
atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini
dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit”
mereka adalah pengurai atau pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka
secara tidak langsung mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda nakal.
Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat,
tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan
menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga,
pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan
kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Pemuda
adalah jiwa seorang insan manusia yang memiliki ketangguhan dan semangat yang
tinggi dalam memperjuangkan revolusi dan renovasi peradaban bangsanya menuju
arah yang lebih baik. Dengan kecerdasan intelektualnya, dia dapat melihat
segala bentuk permasalahan secara menyeluruh sehingga sering muncul ide-ide
brilian sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana
proses sosialisasi pemuda ?
Apa
tujuan pokok sosialisasi ?
Apa
peranan pemuda dalam masyarakat ?
Apa
saja potensi generasi pemuda ?
1.3
Tujuan Penulisan
Untuk
mengetahui bagaimana proses sosialisasi pemuda.
Untuk
mengetahui apa tujuan pokok sosialisasi.
Mengetahui
apa peranan pemuda dalam masyarakat.
Mengetahui
apa saja potensi generasi pemuda.
1.4
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penyusunan makalah ini merupakan tinjauan kepustakaan
internet sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti karena
penyusun tidak melakukan tinjauan secara langsung terhadap objek pengamatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sosialisasi Pemuda
Sosialisasi
diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan
norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli
• Charlotte Buhler
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan
berfungsi dengan kelompoknya.
• Peter Berger
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
• Paul B. Horton
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
• Soerjono Soekanto
Sosialisasi
adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Melalui
proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan
dapat diamati. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia
mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan
beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk.
Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu
melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cari hidup dan bagaimana cara
berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat
dan hubungannya dengan sistem sosial. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh
susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.
Dalam
proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara
orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai,
tidak dihargai, tidak dipercaya atau sebaliknya,disayangi, baik budi dan dapat
dipercaya.
Melalui
proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan
dapat diamati. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia
mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan
beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk.
Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu
melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara
berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota
masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial.
Ada
minimal tiga hal yang harus dilakukan agar tumbuh dan kembangnya sikap
sosialisasi sosial ini yakni :
·
Pertama
kita harus saling berkomunikasi baik dalam keadaan berdekatan ataupun dalam
keadaan berjauhan (tempat tinggal). Dengan komunikasi yang teratur kita akan
saling mengetahui kabar dan berita di antara kita. Sakit atau senang diantara
kita dapat dengan cepat kita mengetahuinya.
·
Kedua,
sering bekerja sama menyelesaikan berbagai persoalan hidup. Misalnya bergotong
royang atau melakukan arisan. Kerja sama dapat saja dilakukan dalam kelompok
kecil(minimal dua orang) atau pun dalam kelompok yang besar (yang jumlah
anggotanya banyak).
·
Ketiga,
dalam kehidupan atau pergaulan sesama kita, sikap tolong menolong harus dikembangkan.
Berbagai kesulitan hidup yang kita alami pantas kita minta tolong kepada orang
lain atau teman. Begitu pula sebaliknya bila kawan kita yang mengalami
kesusahan wajib pula kita membantunya. Tentu saja dasarnya adalah suka saling
menerima dan memberi.
Menurut
George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam
tahap-tahap sebagai berikut.
·
Tahap
persiapan (Preparatory Stage)
Tahap
ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang
diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna.
·
Tahap
meniru (Play Stage)
Tahap
ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa.
Mulai
terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan
sebagainya.
Anak
mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan
seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran
bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut
merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan pertahanan
diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai (Significant other).
·
Tahap
siap bertindak (Game Stage)
Peniruan
yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan
diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya
kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan
untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi
semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan
dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di
luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu,
anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
·
Tahap
penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada
tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya
pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa
tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan
masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan
bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap.
Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat
dalam arti sepenuhnya.
2.2
Tujuan Pokok Sosialisasi
Individu
harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan
kelak di masyarakat.
Individu
harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
Bertingkah
laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada
lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
2.3
Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat ,Bangsa dan Negara
Dalam
hubungannya dengan sosialisasi generasi muda khususnya mahasiswa telah
melaksanakan proses sosialisasi dengan baik dan dapat dijadikan contoh untuk
generasi muda, mahasiswa pada khususnya pada saat ini.
Kalau
dilihat lebih mendalam, mahasiswa pada garis besarnya mempunyai peranan sebagai
:
Agent
of change
Agent
of development
Agent
of modernization
Sebagai
agent of change, mahasiswa bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam
masyarakat kearah perubahan yang lebih baik. Sedangkan agent of development,
mahasiswa bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala bidang, baik yang
bersifat fisik maupun non fisik.Sebagai agent of modernization, mahasiswa
bertugas dan bertindak sebagai pelopor dalam pembahruan.
2.4
Potensi-Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi
yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut
:
Idealisme
dan daya kritis
Secara
sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat
melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Idealisme
dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
Dinamika
dan kreativitas
Adanya
idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan
dan kreativitas, yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan,
pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan
yang baru.
Keberanian
mengambil resiko
Perubahan
dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset,
terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin
memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang
mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan
keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk
berani mengambil resiko.
2.5
Pengembangan Potensi Generasi Muda
Generasi
muda memiliki peranan penting dalam memajukan dan meningkatkan pembangunan.
Begitu banyak potensi yang dimiliki oleh generasi muda, mereka mampu berkarya
dan berekspresi dengan bebas ,tetapi masih dalam lingkup yang sewajarnya dan
tidak menyalahi aturan. Pengembangan potensi tersebut dapat dimulai dari
lingkungan keluarga, orang tua dapat mengembangkan potensi anak mereka sejak
berusia balita, orang tua dapat mengarahkan apa dan kemana potensi yang
dimiliki oleh anak mereka sehingga lahirlah generasi muda yang memiliki potensi
sesuai minat masing-masing anak.
Generasi
muda dapat mengembangkan potensi mereka melalui hoby atau kesenangan
masing-masing, contohnya jika anak menyukai musik maka ia bisa mengembangkan
potensinya dengan membuat sebuah band atau mengikuti kursus bermain musik
sehingga potensi anak tersebut redup tanpa ada perkembangan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut
George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam
tahap-tahap sebagai berikut : tahap persiapan (preparatory stage), tahap meniru
(play stage), tahap siap bertindak (game stage), dan tahap penerimaan norma
kolektif (generalized stage).
Tujuan
pokok sosialisasi adalah individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan)
yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat, individu harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya, pengendalian
fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat, dan bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan
kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat
umumnya.
Peranan
pemuda dalam pembangunan masyarakat adalah sebagai agent of change, agent of
development, dan agent of modernization.
Potensi-potensi
yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah idealisme dan
daya kritis, dinamika dan kreativitas, dan keberanian mengambil resiko.
Pengembangan
potensi tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga, orang tua dapat mengembangkan
potensi anak mereka sejak berusia balita, orang tua dapat mengarahkan apa dan
kemana potensi yang dimiliki oleh anak mereka sehingga lahirlah generasi muda
yang memiliki potensi sesuai minat masing-masing anak.
Masalah-masalah
generasi muda diantaranya adalah menurunnya jiwa nasionalisme, kekurangpastian
yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya, belum seimbangnya
antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia,
tingginya jumlah putus sekolah, kekurangan lapangan kerja, kurangnya gizi yang
menghambat perkembangan kecerdasan, banyaknya perkawinan dibawah umur,
penyalahgunaan obat narkotika dan zat adiktif, masih adanya anak-anak yang
hidup menggelandang, pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala
penyimpangan perilaku (deviant behavior), masuknya budaya barat (westernisasi
culture), dan masih merajalelanya kenakalan remaja.
Faktor
penyebab permasalahan pemuda adalah kurang dalam mengendalikan diri, kurang
masa bersama keluarga, dan masalah ekonomi keluarga.
Usaha
menanggulangi permasalahan pemuda dapat dilakukan oleh lingkungan terutama
pendekatan oleh keluarga dan pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar