Kamis, 18 Juni 2015

Sholat Tarawih & sholat witir dan tata cara



Hasil gambar untuk shalat tarawih

marhaban ya ramadhan !! selamat berpuasa menjelang bulan ramadhan biasanya terdapat sholat tarawih di malam hari (setelah isya) oleh karena itu kita harus mengetahui tata cara sholat tarawih & witir... semoga bermanfaat :D

Berikut adalah tata cara, bacaan niat serta doa sholat tarawih dan witir yang tepat :
Shalat Tarawih merupakan shalat malam yang dikerjakan pada bulan Ramadhan, dimana  pada bulan-bulan biasa disebut dengan shalat tahajud. Hukum shalat Tarawih adalah sunnat muakkad, penting bagi muslim perempuan dan  laki-laki. Shalat tarawih ini juga bisa dilakukan sendiri, bisa juga berjamaah. Masyarakat Indonesia secara umum pelaksanaannya setelah selesai shalat isya. Shalat Tarawih dalam ketentuan bisa dilaksanakan dalam rentang waktu sesudah isya sampai terbit fajar atau waktu subuh.
Jumlah Rakaat
Kita kadang melihat ada jamaah yang shalat tarawih-nya  20 rakaat dalam praktik sehari-hari, ada juga yang hanya melakukan 8 rakaat. Lantas mana yang benar? Tentang jumlah rakaat ini tidak ada keterangan pasti. Itu semua kembali pada keyakinan masing-masing. Tidak ada yang lebih utama, antara yang 8 rakaat maupun yang 20 rakaat. Pasalnya, Allah hanya menilai kekhusyukan kita dalam melaksanakannya, bukan dari jumlah shalat kita.
Tentang berapa rakaat yang harus dilakukan dalam setiap salam, kita juga kerap kali melihat adanya perbedaan. Ada yang dua rakaat salam, ada juga yang empat rakaat salam. Namun cara keduanya diperkenankan. Tapi yang lebih utama adalah yang dua rakaat salam, sesuai dengan sabda Rasulullah saw. “salat malam adalah dua rakaat-dua rakaat” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Niat Shalat Tarawih
Niat shalat tarawih cukup hanya diucapkan di dalam hati saja. Tidak ada anjuran untuk pengucapannya, terlebih jika pelafalan tersebut dapat mengganggu jamaah lain. Yang paling utama adalah niat tulus beribadah karena Allah.
Adapun niat shalat tarawih dua rakat adalah sebagai berikut:
“Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini (ma’muman/imaaman) lillahi ta’aalaa”
Artinya : Aku niat shalat Tarawih dua rakaat (menjadi ma’mum/imam) karena Allah Ta’ala.
Doa Shalat Tarawih
Dzikir berjamaah di antara salat tarawih dengan witir tidak ada tuntunannya dari Rasulullah saw. Yang benar, dzikir tersebut hanya dilakukan perseorangan, tidak perlu ada yang memimpin. Tentang doa usai shalat tarawih maupun di sela-sela tarawih, tidak ada tuntunan dari Rasulullah soal doa tersebut.
Shalat Witir
Shalat witir artinya shalat dengan jumlah bilangan ganjil, yang dilaksanakan sebagai penutup shalat tarawih atau shalat lail pada umumnya. Jumlah rakaatnya tidak mempunyai ketentuan khusus, bisa dikerjakan satu rakaat, tiga rakaat dan juga lima rakaat, atau lebih juga bisa, yang penting bilangannya harus ganjil. Seperti Sabda Nabi, “Witir itu hak. Siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka mengerjakan satu, kerjakanlah.” (H.R. Abu Daud dan An-Nasa’i). Tapi pada umumnya, salat witir dikerjakan sebanyak tiga rakaat.
Sementara untuk niat shalat witir adalah sebagai berikut :
“Ushalli sunnatal witri ….(ma’muman/imaaman) lillahi Ta’aalaa’.
Artinya : aku niat shalat sunnah witir …. rakaat (menjadi ma’mum/imam) karena Allah Ta’aalaa.
Berikut Bacaan doa setelah salat witir :
Tata Cara, Bacaan Niat & Doa Sholat Tarawih dan Witir
“Ya Allah, aku berlindung dari kemurkaan-Mu melalui ridha-Mu, aku berlindung dari hukuman-Mu melalui permaafan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”
Tata Cara, Bacaan Niat & Doa Sholat Tarawih dan Witir


“Mahasuci Dzat yang Maha Menguasai lagi Mahasuci.” (H.r. Abu Daud; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Doa ini dibaca hingga tiga kali dan tidak perlu diberi tambahan doa lain, “rabbul malaikati war-ruh”.

Selasa, 16 Juni 2015

Keutamaan bulan ramadan

Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in.
Sebentar lagi kita akan menginjak bulan Ramadhan. Sudah saatnya kita mempersiapkan ilmu untuk menyongsong bulan tersebut. Insya Allah, kesempatan kali ini dan selanjutnya, muslim.or.id mulai menampilkan artikel-artikel seputar puasa Ramadhan. Semoga dengan persiapan ilmu ini, ibadah Ramadhan kita semakin lebih baik dari sebelumnya.
  • Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an

Hasil gambar untuk keutamaan bulan ramadhan
Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih  sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus salam.”[1]
  • setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba
Hasil gambar untuk setan dibelenggu di bulan ramadhan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”[2]
Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” [3]
  • Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan
Hasil gambar untuk lailatul qadar

Pada bulan ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah –yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).
Dan Allah Ta’ala juga berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
”Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan: 3). Yang dimaksud malam yang diberkahi di sini adalah malam lailatul qadr. Inilah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah[4]. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama di antaranya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.[5]
  • Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a
Hasil gambar untuk doa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”[6]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”.[7] An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.”[8] An Nawawi rahimahullah mengatakan pula, “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.”[9]
Raihlah berbagai keutamaan di bulan tersebut, wahai Saudaraku!
Semoga Allah memudahkan kita untuk semakin meningkatkan amalan sholih di bulan Ramadhan.

Jumat, 12 Juni 2015

Cara menyambut bulan suci RAMADHAN

Cara Menyambut Bulan Suci Ramadhan

assalamualaikum...wr wb
Bulan Ramadhan sudah di depan mata! Sebentar lagi kita akan memasuki sebuah bulan yang penuh rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka. Sudah sepatutnyalah kita menyambut tamu agung ini dengan berbenah, agar tamu kita ini meninggalkan ketiga hal tersebut sebagai bekal di kehidupan akhirat. Ust. Musyaffa Ahmad Rahim, Lc menyebutkan, setidaknya ada 10 cara menyambut ramadhan, yaitu:

Hasil gambar untuk menyambut bulan suci ramadhan cara

1. Memperbanyak doa
Kita harus memperbanyak doa agar:
a. Allah SWT memberi kesempatan kita untuk bertemu Ramadhan.
b. Saat bertemu Ramadhan kita dalam keadaan sehat wal 'afiat.
c. Kita bersemangat dalam mengisi Ramadhan dengan berbagai amal shalih.
d. Kita dihindarkan dari berbagai hal yang akan mengganggu upaya optimalisasi Ramadhan.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwasanya Rasulullah SAW semenjak memasuki bulan Rajab mengucapkan doa :
“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikan umur kami di bulan Ramadhan” (HR Ahmad dan Ath-Thabarani, tapi sanadnya dho'if).
Dari Ibnu Umar -ra- ia berkata: Rasulullah -SAW- jika melihat hilal beliau bersabda:
“Allah Maha Besar, ya Allah, jadikanlah hilal ini hilal yang membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, serta taufiq kepada segala hal yang dicintai dan diridhai Tuhan kami, Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah”. (H.R. Ahmad dan Ad-Darimi, redaksi yang dipergunakan adalah redaksinya, juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan dinilai shahih olehnya).
Diriwayatkan juga bahwa saat Ramadhan tiba, beliau -SAW- berdo'a:
“Ya Allah, selamatkan saya untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan dia sebagai amal yang diterima untukku” (H.R Ath-Thabarani dan Ad-Dailami).
Setelah kita berdoa dan doa kita dikabulkan Allah SWT, hendaklah kita istiqamah (konsisten) dengan apa yang kita minta serta tidak mengikuti jalan orang-orang yang tidak berilmu, sebagaimana tersebut dalam cerita nabi Musa dan Harun - 'alaihima al-salam-. Allah SWT menceritakan kejadian itu dalam firman-Nya:
قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui" [QS. Yunus (10): 89].

2. Memperbanyak pujian dan syukur kepada Allah SWT yang telah member kesempatan kepada kita untuk bertemu Ramadhan
Imam Nawawi berkata:
“Disunnatkan bagi siapa saja yang mendapat kenikmatan baru yang tampak jelas atau bagi yang terhindar dari cobaan yang tampak jelas untuk melakukan sujud syukur atau memperbanyak pujian kepada Allah”.
Dan merupakan kenikmatan terbesar saat kita mendapatkan taufiq untuk melakukan ketaatan, dan saat kita memasuki Ramadhan dalam keadaan sehat wal-afiat adalah sebuah kenikmatan besar yang patut kita ekspressikan dengan memperbanyak pujian dan rasa syukur kepada Allah SWT.

3. Bergembira dan ceria atas kedatangan Ramadhan
Tersebut dalam hadits bahwa Rasulullah SAW menyampaikan berita gembira kepada para sahabat tentang kedatangan bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah SAW saat Ramadhan tiba bersabda:
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, Allah telah wajibkan atas kalian puasa di siang harinya, pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu, pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang” (H.R. Ahmad).
Begitu juga para salafush-shalih, mereka menampakkan ekspresi kegembiraan yang berlebih bila bulan Ramadhan riba.

4. Menyusun perencaan yang baik untuk optimalisasi Ramadhan
Banyak orang menyusun rencana matang dan rinci untuk urusan dunianya, namun, sering sekali lupa menyusun rencana yang baik untuk akhiratnya. Ini pertanda bahwa mereka belum memahami dengan baik missi hidupnya. Karenanya, banyak peluang kebaikan luput dari mereka. Mengingat Ramadhan banyak menjanjikan berbagai kebaikan, sudah selayaknya bila seorang muslim memiliki rencana yang matang dalam hal ini. Buku pendek yang ada di tangan anda ini semoga bias membantu dalam hal ini.

5. Tekad yang sungguh-sungguh untuk optimalisasi Ramadhan, mengisi waktu-waktunya dengan berbagai amal shalih
Siapa yang berazam dengan sesungguhnya kepada Allah SWT niscaya Dia akan sungguh-sungguh pula dalam merealisasikan tekadnya serta memberi pertolongan kepadanya untuk berbuat taat dan memudahkan berbagai jalan kebaikan. Allah SWT berfirman:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ حَتَّى إِذَا خَرَجُوا مِنْ عِنْدِكَ قَالُوا لِلَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مَاذَا قَالَ آنِفًا أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ
“Tetapi jika mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka”. [QS. Muhammad (47) : 21]

6. Ilmu dan pemahaman yang baik terhadap hukum-hukum Ramadhan
Adalah kewajiban setiap mukmin untuk beribadah kepada Alalh SWT atas dasar ilmu dan pemahaman, dan tidak ada alasan untuk tidak mengetahui kwajibankewajiban yang telah Allah SWT fardhukan atas hamba-hamba-Nya. Termasuk dalam hal ini adalah puasa Ramadhan. Karenanya, seyogyanya setiap muslim mengetahui masalah-masalah puasa dan hukum-hukumnya sebelum bulan puasa itu datang, agar puasa yang dia lakukan menjadi sah dan diterima di sisi Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
…فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
"Maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kalian tidak mengetahui" [QS. Al-Anbiya' (21) : 7].

7. Tekad yang kuat untuk meninggalkan dosa dan keburukan, serta taubat yang benar dari segala kemaksiatan
Mencabut diri dari dosa dan keburukan serta tidak akan kembali kepadanya, sebab bulan Ramadhan adalah syahrut-taubah (bulan taubat), oleh karena itu, siapa saja yang tidak bertaubat pada bulan ini, kapan lagi ia akan bertaubat?
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung” [QS. An-Nur (24) : 31].

8. Pengkondisian jiwa dan ruhani melalui bacaan, telaah kitab dan buku
Membaca, telaah kitab dan buku serta mendengar kaset Islami yang berisi ceramah atau pelajaran yang menjelaskan keutamaan-keutaam puasa dan hukum-hukumnya agar jiwa menjadi kondusif untuk taat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- telah menyiapkan jiwa dan spirit para sahabat untuk optimalisasi Ramadhan pada akhir bulan Sya'ban. Beliau bersabda:
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan ...” (H.R. Ahmad dan Nasa-i).

9. Persiapan Dakwah
Persiapan dan perencanaan yang baik untuk melakukan dakwah, melalui
a. Menyiapkan bahan-bahan ceramah yang baik untuk disampaikan dalam kesempatan-kesempatan kultum yang ada.
b. Membagikan buku-buku mau'izhah, dan fiqih terkait dengan Ramadhan.
c. Menyiapkan hadiah Ramadhan. Bisa saja isinya berupa buku, kaset dan semacamnya, lalu dikemas khusus dengan label: “Bingkisan Ramadhan”. d. Mengingatkan kepada orang-orang yang memiliki kecukupan untuk memperhatikan fakir miskin, memperbanyak sedekah dan menunaikan zakat.

10. Membuka Lembaran Putih
Menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran putih bersama
a. Allah SWT dengan cara bertaubat dengan sesungguhnya.
b. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- dengan cara taat kepadanya dalam hal yang ia perintahkan dan meninggalkan segala yang dicegah dan dilarang. c. Kedua orang tua, istri/suami, anak-anak, kerabat, sanak famili, handai tolan dan semacamnya.
d. Masyarakat tempat ia bertempat tinggal agar menjadi hamba yang shalih dan bermanfaat.
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
"Seutama-utama manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia."
Wallahu a’lam.

Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solids) pada Air Bersih

Halo guys apakah kamu sudah tahu apakah itu zat padat terlarut (TDS) pada air bersih atau air limbah? Yuk langsung saja kita bahas mengenai ...