Rabu, 30 Maret 2016

Morfologi Gymnospermae

Morfologi gymnospermae
 Hasil gambar untuk morfologi gymnospermae
Morfologi Gymnospermae adalah kelompok tumbuhan yang berbiji terbuka, di mana bakal biji tidak dibungkus oleh daun buah, tetapi menempel pada daun buah.

Ciri morfologi Gymnospermae antara lain :
1.       batang tidak bercabang atau bercabang, berkayu, dan tumbuh tegak ke atas
2.       berakar tunggang
3.       berdaun sempit, tebal dan kaku seperti jarum
4.       biji terdapat dalam daun buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang lain (mikrosporofil), daun buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari terpisah, dan masing-masing disebut dengan strobilus.
Ciri anatomi Gymnospermae antara lain :
1.       batang berkambium dan mepunyai floeterma atau sarung tepung yaitu endodermis yang mengandung zat tepung
2.       akar berkambium dan mempunyai kaliptra
3.       berkas pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna karena masih berupa tracheid
4.       pembuahan tunggal selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama

Siklus Hidup Pinus merkusii
Gymnospermae tidak mempunyai organ reproduksi generatif yang berbentuk bunga. Organ reproduksi generatif yang tampak dari luar berupa strobilus atau konus (rujung). Strobillus merupakan kumpulan sporofil yang membentuk bangunan seperti kerucut (konus). Strobillus dapat dibedakan menjadi strobillus jantan dan strobillus betina.

Strobiluus jantan tersusun atas mikrosporofil yang tersusun atas sel induk mikrospora. Sel induk mikrospora akan mengalami meiosis menghasilkan 4 mikrospora. Selanjutnya, mikrospora membelah berulang kali secara mitosis menjadi dua yang berupa jaringan gametofit jantan yang bersayap dan disebut dengan serbuk sari. Setiap serbuk sari akan mengandung sel generatif dan sel buluh (sel vegetatif). Sel generatif akan menjadi sel sperma yang proses pematangannya akan berlangsung di dalam liang bakal biji.

Strobiluus betina tersusun atas megasporopil (nuselus) atau makrosporopil yang mengandung sel induk megaspora. Sel induk megaspora membelah secara meiosis menghasilkan 4 megaspora. Ketiga megaspora mereduksi, satu megaspora membelah meiosis secara berulang menjadi jaringan gaetofit betina. Bagian gametofit betina akan membentuk arkegonium yang terbentuk seperti botol yang bagian pangkalnya terdapat ovum.

Penyerbukan pada Gymnospermae adalah peristiwa menempelnya serbuk sari pada liang bakal biji yang mengandung tetes-tetes penyerbukan. Serbuk sari selanjutnya membentuk buluh serbuk sari yang berkembang dari sel vegetatif di dalam serbuk sari. Buluh serbuk sari tumbuh mengarah ke arkegonium elalui mikrofil. Sementara itu, sel generatif akan membelah dua menjadi sel dislokator (tangkai sel) dan sel spermatogen (sel tubuh). Sel speratogen membelah menjadi dua, yang satu berukuran besar dan satu kecil. Pada saat mencapai sel telur, sel dislokator dan sel sperma kecil melebur (degenerasi) dan sel sperma besar akan bersatu dengan sel telur dan menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio atau lembaga. Pada pembuahan ini, hanya sekali pembuhana yang menghasilkan zigot, maka disebut pembuahan tunggal.

Klasifikasi Tumbuhan Gymnospermae menjadi 4 divisio, yaitu :
a. Cycadinae
Tumbuhan ini disebut juga “palem sagu” karena bentuk fisik tubuhnya yang mirip dengan palem, tetapi bukan golongan palem sejati. Cycadinae memiliki batang pendek dan tidak bercabang dengan pertumbuhan yang sangat lambat. Cycadinae memiliki daun majemuk dengan helaian daun menyirip. Daun daun tersusun spiral rapat di sekeliling batangnya. Daun muda menggulung seperti pada tumbuhan paku. Di bawah tanah terdapat akar tunggang yang panjang dan berumbi. Pada batang dekat pangkal akar, tumbuh tunas (calon individu baru) yang merupakan cara perkembangbiakan vegetatif.

Cycadinae termasuk tumbuhan berumah dua (diesis) karena mikrospora dan megaspora dihasilkan oleh tumbuhan yang berbeda. Mikrospora dihasilkan oleh tumbuhan jantan, sedangkan makrospora dihasilkan oleh tumbuhan betina. Cycadinae tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Contoh Cycadinae antara lain Cycas rumphii (pakis haji), Cycas revoluta, Dioon edule, dan Zamia floridana.

b. Coniferae
Coniferae atau lebih dikenal sebagai kelompok tumbuhan konifer diduga tumbuh melimpah pada masa Mesozoikum. Hingga saat ini Coniferae merupakan tumbuhan dominan penyusun hutan konifer di belahan bumi utara, dan sebagian tumbuh di pegunungan tropis. Coniferae pada umumnya berupa pohon yang tinggi, contohnya General Sherman (Sequoiadendron giganteum) yang merupakan pohon tertinggi di dunia. Daun konifer berbentuk kecil, tebal, seperti jarum atau sisik, dan tampak selalu berwarna hijau (evergreen).

Coniferae pada umumnya berumah satu karena memiliki dua jenis konus; jantan dan betina. Namun biasanya konus jantan dan betina terletak pada cabang yang berbeda. Konus jantan berukuran lebih kecil dibandingkan konus betina. Konus jantan tumbuh secara bergerombol. Contoh konifer antara lain Pinus merkusii (ordo Pinales), Taxus baccata (ordo Taxales), Agathis dammara (damar) (ordo Araucariales), dan Podocarpus neriifolius (ki putri) (ordo Podocarpales).


c. Gnetinae
Gnetinae merupakan tumbuhan berbentuk pohon atau liana dengan batang bercabang atau tidak bercabang. Gnetinae memiliki daun tunggal berbentuk lembaran dengan susunan daun berhadapan dan tulang daun menyirip. Strobilus tidak berbentuk kerucut. Gnetinae merupakan tumbuhan berumah dua atau berkelamin tunggal. Contoh Gnetinae antara lain Gnetum gnemon (melinjo) (ordo Gnetales), Ephedra sinica (ordo Ephedrales) dan Welwitschia mirabilis (ordo Welwitschiales). Ephedra merupakan Gymnospermae yang melakukan pembuahan ganda seperti pada Angiospermae sehingga dikatakan memiliki hubungan kekerabatan paling dekat dengan Angiospermae.

d. Ginkgoinae
Ginkgoinae merupakan tumbuhan berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 30 m – 50 m. Batangnya bercabang-cabang dengan tunas yang pendek. Daun Ginkgoinae berbentuk kipas dengan tangkai yang panjang, tulang daun bercabang (menggarpu), dan daun mudah gugur. Ginkgoinae merupakan tumbuhan berumah dua. Tumbuhan tersebut dapat bertahan hidup pada lingkungan dengan tingkat polusi udara tinggi. Contoh Ginkgoinae antara lain Ginkgo biloba (ordo Ginkgoales). Ginkgo adiantoides dan Ginkgo gardneri merupakan jenis Ginkgoinae yang sudah punah dan menjadi fosil.

Manfaat Gymnospermae :
Manfaat gymnospermae yaitu untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Agathis), untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus), untuk makanan (Gnetum gnemon), tanaman hias (Thuja, Cupressus, Araucaria).

Bahan bangunan : Pinus silveltris dan Thuya (cemara)
Bahan baku ukiran : Texus baccata
Bahan baku kertas : Beberapa jenis cemara
Penghasil getah : Pinus merkusii
Bahan obat – obatan : Ginkgo biloba dan Abis balsamea

Bahan makanan atau minuman : Juniver dan melinjo

Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solids) pada Air Bersih

Halo guys apakah kamu sudah tahu apakah itu zat padat terlarut (TDS) pada air bersih atau air limbah? Yuk langsung saja kita bahas mengenai ...